GURAUAN WARGA - WhatsApp sekarang telah menjelma menjadi aplikasi paling populer dan digemari oleh miliaran orang dari seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, rasanya nyaris tak ada orang yang memakai telepon pintar tanpa ada aplikasi WhatsApp didalamnya.

Tidak kurang dalam satu hari miliaran kata dikirim melalui aplikasi milik Meta ini baik untuk chatting, yang itu barang kali termasuk privasi kita didalamnya maupun update status.

Lantaraan sedemikian banyaknya jumlah pengguna WhatsApp, kamu pernah gak sih merasa khawatir data yang kita transformasikan melalui WhatsApp ini bakal bocor?

Kendati memiliki sistem pengamanan yang ketat, di waktu yang bersamaan kasus kasus pembobolan/pembajakan WhatsApp juga turut menyumbang kekhawatiran kita dengan modus yang beragam seperti menguntit, melakukan penyadapan dan lain lain.

Melansir The Star, Rabu, 2 Maret 2022, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (The Malaysian Communications and Multimedia Commission/MCMC) dalam sebuah keterangannya menyebut, pembobolan yang terjadi pada Aplikasi WhatsApp lebih didasari oleh karena pengguna kebocoran enam digit kode verifikasi.

Kode dimaksud biasanya muncul melalui SMS saat kita pertama kali akan masuk ke aplikasi WhatsApp menggunakan nomor telepon aktif atau saat kita hendak menggantinya.

Kasus pembobolan yang paling umum biasanya dilakukan dengan cara si penjahat menyamar sebagai kerabat atau teman dekat lalu menelpon pengguna dengan modus ingin menyelesaikan transaksi online, namun kode verifikasinya dikirim melalui WhatsApp korban.

Saat kita secara ceroboh percaya lalu memberikannya, maka bisa jadi WhatsApp kita telah dibajak untuk kepentingan dirinya sendiri, entah menghubungi orang terdekat meminta transfer uang dan lain-lain mengatasnamakan kita.

"Permintaan kode verifikasi melalui telepon ke calon korban biasanya mengatasnamakan anggota keluarga atau teman korban melalui akun yang telah dibajak oleh penipu," kata MCMC.

Lantas bagaimana cara mengantisipasinya agar modus semacam ini tidak terjadi terhadap pengguna lain?

Agaknya penting bagi pengguna untuk secara benar menjaga kerahasiaan Kode Verifikasi dan tidak sekali kali memberikannya kepada orang lain melalui telepon.

Ini adalah cara pertama yang sangat ditekankan MCMC agar WhatsApp kita benar benar aman dan terjaga.

Selain menjaga kerahasiaan Kode Verifikasi, pengguna juga harus memperkuat keamanan WhatsApp dengan cara mengaktifkan verifikasi di menu Akun.

Keamanan yang penting untuk dihidupkan antara lain: kunci aplikasi, centang keamanan dan yang terakhir aktifkan verifikasi dua langkah.

Menurut FAQ oleh WhatsApp, pengguna mungkin dikirimi kode verifikasi melalui SMS, meskipun tidak diminta, karena sejumlah alasan. WhatsApp mengatakan ini bisa terjadi karena seseorang salah mengetik nomornya sendiri, atau peretas mencoba mengambil alih akun orang tersebut.

Tanpa kode, peretas tidak akan dapat menyelesaikan proses verifikasi. Ini bisa mencegah akun dibajak.

Namun, jika pembajak telah mengambil alih akun, pengguna harus masuk ke WhatsApp dengan nomor telepon dan memverifikasi nomor telepon dengan memasukkan kode enam digit yang diterima melalui SMS.

Setelah memasukkan kode SMS enam digit, hacker yang menggunakan akun tersebut akan keluar secara otomatis.

Pengguna mungkin juga diminta untuk memberikan kode verifikasi dua langkah. Jika tidak mengetahui kode ini, pembajak yang menggunakan akun pengguna mungkin telah mengaktifkan verifikasi dua langkah.

"Anda harus menunggu tujuh hari sebelum dapat masuk tanpa kode verifikasi dua langkah," demikian mengutip WhatsApp.


Sumber: CNBC