Terpenjara dalam pikiran, aku rindu waktu dimasa kecilku. Aku yang belum mempunyai akal balig, telanjang disepanjang jalan ketika turunnya hujan, raut muka yang selalu riang tanpa kenal dengan yang namanya beban.

Pikiranku hanya mengingat uang jajan dan membeli mainan, aku ingin kembali dimasa itu, tapi itu hal yang mustahil, kini aku merasakan hal yang nyata dalam kehidupan,  usiaku sudah mulai dewasa, sedikit demi sedikit aku mulai memajukan pikiran.


Aku merasa pikiran itu selalu menetap di dalam otak, mungkin ini salahsatu proses untuk pendewasaan diri. 

Hal yang tak mesti aku pikirkan tapi itu selalu muncul di dalam ingatan, aku memikirkan hal yang berat yaitu menata masa depan. Tapi aku berpikir lagi ternyata hal ini mesti aku pikirkan, karena aku mempunyai tanggung jawab yang harus kutuntaskan.

Aku merasa setiap masalah apapun yang menyangkut masa depan itu selalu ingat ketika aku sedang diam dan sendirian. 

Bukan hanya itu, bahkan masalah sepele jika terlalu lama dipikirkan itu akan menjadi beban, ibarat memegang gelas yang beratnya tidak seberapa, tapi gelas itu akan semakin berat jika kita memegang terlalu lama.

Semenjak aku mengetahui dunia perkuliahan aku sedikit memajukan pikiran. Ingin rasanya mengungkap mafia-mafia yang kini sedang berkeliaran.

Hidup seperti tak mempunyai kebebasan, aku merasa tak berdaya ketika berda di desa, segala kejanggalan aku tidak bisa menolehnya, aku berstatus mahasiswa tapi aku merasa bukan siapa-siapa.

Biarkan untuk saat ini yang memegang kekuasaan para petua, jiwa muda memupuk kemampuan dan pengalamannya untuk dihadapkan dimasa yang akan datang.

Semakin tau hal yang baru aku merasa ada kemajuan dalam pola pemikiran. Antara beruntung atau tidak ketika usia pemikiran mulai berkembang.

Aku bukan hanya memikirkan hidup, tapi memikirkan negara yang samapi saat ini masih menjadi tanda tanya untuk menyejahterakan rakyatnya.

Dulu Soekarno untuk memerdekakan Indonesia tidak menunggu rakyatnya sejahtera, kenapa? karena kemerdekaanlah menjadi suatu jembatan dalam menyejahterakan.

Aku bingung dengan situasi saat ini banyak adu domba antar umat Islam, menjatuhkan satu sama lain demi kepentingan politik.

Aku berfikir kiamat masih panjang karena masih banyak orang baik dan orang jahat, karena jika sudah tidak ada orang baik di dunia ini tugas Iblis sudah selesai dan Tuhan mengakhirinya.

Begitupun sebaliknya, jika sudah tidak ada orang jahat di dunia ini Tuhan akan mengambilnya dan tugas Malaikat Atid sudah selesai.

Aku ingin mempunyai kebebasan dalam hidup mencari wawasan yang lebih luas, jika aku tidak mempunyai tanggung jawab untuk membahagiakan orang tua, mungkin saat ini sudah tidak ada di rumah dan meninggalkan desa.

Di dunia tidak ada hal yang aneh karena semua keputusan berada ditangan Tuhan. Aku hanya bisa menjalani dan mengamini, semua keputusan aku serahkan kepada Tuhan.